Galeri Puisi #1 : Handrie Noprisson

Bahasa Ibu ( Ibu Berbicara Lewat Hati )

Ketika merasa bingung, sedih, dan gelisah..
Hancur dalam keputus-asaan atas kenyataan
Ibu tak akan ikut sedih dan meneteskan air mata..
Beliau akan berbicara secara tegas, sesuai dengan realita..
Namun, dibalik rentetan kata tegas itu..
Ada bahasa lain yang tersirat..

Galeri Puisi #1 : Handrie Noprisson (cont.)

Bahasa Ibu ( Ibu Berbicara Lewat Hati )

Bahasa Ibu, bahasa Ibu untuk anaknya..
Tetap tegar, nak..
Kenyataan ini tak layak membuatmu dalam keterpurukan..
Meski tak terucap secara lisan..
Saya tahu akan hal itu, Bu..
:)

Perjalanan Hidup Ibok, Menjadi Inspirasi-ku

|
Kebahagiaan itu pasti akan datang untukmu, jadi sabarlah sejenak.
    Ibu merupakan sesosok yang penuh inspirasi, dalam riwayat hidup orang-orang sukses banyak yang mencantum bahwa seorang ibu yang menjadi inspirasi mereka. Terlebih jika Anda mencari cerita tentang ibu di search engine, google misalnya, bisa dibukti sendiri betapa banyaknya blog/website yang dirujuk oleh search engine tersebut.
     Dan kali ini saya juga akan bercerita tentang ibu saya yang menjadi penerang dan inspirasi hidup saya. Humph, bingung ingin memulai dari mana untuk bercerita, namun yang saya harapkan dari cerita ini adalah bisa menjadi inspirasi bagi semua yang membacanya, amin. Namun dalam cerita saya ini, saya tidak menggunakan kata Ibu, karena dalam kehidupan nyata saya tidak memanggil dengan sebutan Ibu melainkan Ibok. Memang tidak lazim terdengar di telinga Anda, namun saya lebih nyaman bercerita dengan sebutan Ibok.
     19 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 18 November 1991, kembali Ibok merasakan betapa sakitnya melewati masa persalinan untuk melahirkan saya ke dunia. Ketika itu, Ibok dan Ayah sepakat memberikan nama Handrie Noprisson ke pada saya. Kini, anak yang bernama Handrie Noprisson itu sudah beranjak dewasa dan memiliki kesempatan untuk bercerita tentang sebuah perjalanan hidup Ibok. 

Ibok Bukan Anak Yang Manja.
     Ibok lahir dan menghabiskan masa kanak-kanak hingga remaja di dusun Padang Bindu, Kecamatan Pasemah Air Keruh, Sumatera Selatan. Agak gamang, ketika aku meminta Ibok bercerita soal masa kecil. Tapi syukurlah, akhirnya Ibok mau duduk dan bercerita denganku.
     Ibok ketika masih kanak-kanak, tidak sama dengan anak-anak zaman sekarang. Ibok sudah terbiasa mandiri dan suka menolong nenek, dan tidak manja sepertiku. Meski seorang bungsu, Ibok rajin setiap membantu nenek membuat pisang goreng dan teh manis untuk makanan pagi.
     Walaupun masih menempuh pendidikan di SD Negeri Padang Gelai , Ibok juga masih sempat berjualan ayek abang* di kalangan* atau di sekolah. Jika ada acara pernikahan, Ibok sering nyambut* jeruk dan kacang untuk memperoleh upah dari si pemilik buah-buahan tersebut. Sedangkan pada hari Minggu, Ibok jualan dawat/dawet dari tepung yang ditumbuk sendiri dengan menggunakan lesung. Kalo tidak salah pada tahun itu, 1974-1975, dijual seharga 5 rupiah-10rupiah.
     Aku merasa energi Ibok tak ada habis-habisnya. Meski dengan aktifitas menguras tenaga, Ibok masih sempat-sempatnya mengikuti lomba di sekolah. Ibok sering menang lomba pada acara 17 Agustus-an antar sekolah ataupun antar desa, dan yang paling Ibok ingat dan sering diikuti waktu itu adalah lomba bola kasti dan baris berbaris. Ini memang bukan lomba berskala maupun internasional, tapi aku tetap bangga pada Ibok.

Lagi-lagi aku merasa masa kecilku tak ada apa-apanya dibandingkan Ibok.

Masa Remaja, Sekolah Terlampau 5 Dusun.
     Ibok masuk SD pada umur 8 tahun, dan pada 6 tahun kemudian, Ibok melanjutkan sekolah di SMP Swasta Talang Randai. Jaraknya sangat jauh. Terlebih, Ibok harus berjalan kaki menuju ke sekolah. Setidaknya melewati 5 dusun yaitu Dusun Talang Betutu, Dusun Padang Gelai, Dusun Talang Randai, Dusun Nanjungan, Dusun Talang Simpul.
     Rintangan ke sekolah tidak sampai disitu, Ibok juga harus berhati-hati karena hewan liar masih hidup bebas disana, seperti babi hutan, ular, biawak, dan hewan lainnya. Akses menuju sekolah juga mengharuskan Ibok untuk menyeberang sungai yang tanpa memiliki jembatan, jadi harus ada sesi basahan-basahan dulu sebelum sampai ke sekolah. :)
     Yang paling sulit, kalo debit air sungai bertambah karena hujan yang terus turun. Ibok harus membawa telasan* untuk pengganti seragam sekolah agar tidak basah ketika melewati sungai. Jadi pas melewati sungai, seragam sekolah diganti dengan telasan* dan seragam sekolah serta buku pelajaran di jinjing ke atas agar tidak ikut basah. Ribetnya lagi, karena tidak mempunyai tas jadi semuanya dijinjing sebisa mungkin agar tidak jatuh ke sungai. Sedangkan sepatu masih bisa tetap dipakai, karena sepatu yang Ibok pakai berbahan dari karet persis sepatu untuk berkebun, paling hanya melepas kaos kaki saja.
     Masa remaja Ibok tidak dihabiskan hanya bermain-main saja, tapi tetap sedia setia untuk membantu nenek. Setiap pulang sekolah, setelah beristirahat sejenak, Ibok pergi ke hutan untuk mencari kayu sebagai bahan bakar untuk memasak. Pada hari Minggunya, Ibok ikut nenek berjualan kue di kalangan*. Yang berbeda dari masa SD, menu makanan yang dijual lebih menarik dan bervariasi. Ada lemang campur ikan goreng, cucur air, kue gelang, kue gunjing, goreng pisang, and many more! Dan Alhamdulillah, hasil penjualan kue-kue ini, bisa meringankan hidup dan biaya kuliah kakak-kakak Ibok yang ada di Lampung.
     Sedangkan di hari libur-libur sekolah, tidak Ibok habiskan untuk bersantai-santai atau jalan-jalan ke tempat wisata, tetapi waktunya ke sawah bersama nenek untuk ngirik* padi! Setelah selesai ngirik* padi, padi langsung dijemur beralaskan adas* di tempat atau daratan yang dikelilingi air sungai, ini dimaksudkan agar padi tidak bisa dijangkau oleh babi hutan, ayam, kambing, dan hewan penganggu lainnya. Setelah semua proses selesai, it’s time to go tempat penggilingan padi untuk mengolah padi menjadi beras. Upah penggilingan padi nggak pake uang, tapi dibarter sama beras juga. Dari hasil penggilingan, setiap sekaleng beras (10 cupak) upah penggilingannya sebanyak beras 1 cupak beras.
     Pada bidang prestasi, Ibok berubah haluan bidang lomba. Jika biasanya ikut lomba bidang olahraga, tapi pada masa SMP, Ibok lebih memilih lomba di bidang tarik suara alias lomba menyanyi. Ibok memang senang menyanyi hingga sekarang, dengan spesialis lagu-lagu dangdut dari Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, Rita Sugiarto, penyanyi dangdut lainnya. Ibok juga suka lagu Ungu yang judulnya Cinta Gila, secara kan ada unsur dangdutnya yang dinyanyikan sama Iis Dahlia.
     Ibok lulus dari SMP Swasta Talang Randai pada tahun 1979. Tetapi, karena pada tahun 1978 ada perpanjangan tahun ajaran selama 6 bulan, jadi total waktu Ibok bersekolah di SMP tersebut selama 3,5 tahun.
Hari-hari itu kupikir cukup sulit bagi Ibok untuk melaluinya.

Ibok Merantau ke Kota Bengkulu.
     Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, Ibok merantau ke Bengkulu untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas. Di Bengkulu, Ibok tinggal di rumah kakak Ibok di daerah Kebun Kenanga, dekat pesisir Pantai Panjang Bengkulu.
     Ibok bersekolah di SMA Muhammadiyah 1 Kebun Ros Bengkulu, dan untunglah lokasi sekolah ini tidak jauh dari tempat Ibok tinggal. Lokasi sekolah yang dekat pantai ada enaknya juga. Ibok jadi ada kesempatan buat refreshing ke pantai bersama teman-teman sekolah. Nggak jauh, dan menyenangkan.
     Selain bersekolah, Ibok juga membantu mengasuh keponakan yang juga tinggal di Bengkulu. Kebetulan orang tuanya (kakak Ibok), masih berada di dusun dan anaknya dititipkan ke Ibok untuk disekolahkan di sekolah dasar Bengkulu.
     Ibok juga berusaha mencari uang sendiri, mengingat usia nenek yang juga semakin tua. Sehari-hari Ibok menitip jualan makanan dan es bungkus ke warung-warung terdekat. Uang hasil penjualan digunakan Ibok untuk modal berjualan keesokkan harinya dan sisanya untuk membantu membayar uang sekolah. Ibok memang anak yang mandiri, karena sifat Ibok ini jadi mudah buat dapat teman. Aku juga kalo cari teman juga yang mandiri, daripada banyak gaya tapi masih pake uang orang tua.

Kemandirian membuat Ibok lebih memaknai arti sebuah perjuangan hidup.

Ibok Mengajar di Padang Guci.
     Pada tahun 1982, Ibok akhirnya menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Dengan berbekal ijazah SMA, Ibok mencari pekerjaan dengan harapan bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Namun sayangnya hasilnya nihil, mencari pekerjaan dengan ijazah SMA ternyata juga sulit pada saat itu. Kemudian Ibok memutuskan untuk mengikuti KPG (Kursus Pendidikan Guru) Program Paket C untuk guru SD selama 1 tahun. Biayanya cukup mahal yaitu 45 ribu per semesternya.
     Teman-teman di KPG juga cukup baik dan rajin kata Ibok. Mereka juga tidak memandang orang dari tingkat sosialnya, tetapi dari sikap dan tingkah lakunya.
     Tahun 1984, setelah selesai kursus, Ibok mengikuti tes menjadi guru sekolah dasar. Waktu pengumuman tes cukup lama. Dan di sela-sela waktu menunggu pengumuman hasil tes, ada kerabat Ibok dari dusun ke Bengkulu. Mereka datang ingin bertemu Ibok sekalian juga liburan ke Pantai Panjang Bengkulu.
     Dan hari pengumuman tiba juga. Alhamdulillah, Ibok diterima dan menjadi guru di Bengkulu Selatan, Kecamatan Kaur, Desa Dusun Guru Agung, tepatnya di SD Gurung Agung. Meski jauh Ibok tetap semangat! Tapi karena tidak mempunyai kerabat di daerah ini, Ibok terpaksa menyewa sebuah rumah sebagai tempat tinggal. Agar biayanya lebih murah, Ibok menyewa bersama teman Ibok yang kebetulan bekerja sebagai petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) di dusun yang sama dengan Ibok. Namun itu tidak berlangsung lama. Setelah beberapa bulan mengajar, Ibok mendapat tawaran untuk menempati rumah guru di dekat areal sekolah dasar.
     Meski telah memiliki pekerjaan menjadi guru di SD Gurung Agung, ibok tidak malu untuk tetap berjualan es bungkus. Es dijual seharga 5rupiah-10rupiah. Kata Ibok, pekerjaan apapun bagus selagi itu halal. Keren! 
Ibok memang seorang perempuan yang pemberani dalam menghadapi rintangan hidup.

Surat Cinta Ayah Untuk Ibok.
     Kisah tentang cinta ini masih di lokasi yang sama, di Bengkulu Selatan. Ayah pertama kali bertama kali melihat Ibok ketika ada lomba voli antar dusun. Karena zaman dulu belum ngetrend SMS-an, jadi sarana surat-menyurat pun jadi. Ayah mengirim surat ke Ibok dengan maksud untuk mengajak perkenalan. Tapi sayang seribu kali sayang, surat itu sudah hilang. Padahal aku juga penasaran bentuk kata-katanya seperti apa.
     Sekedar informasi, pekerjaan Ayah pada saat itu adalah juga seorang guru. Ayah mengajar bidang studi Matematika di SMP Simpang 3 Padang Guci, Bengkulu Selatan.
     Murid Ayah yang tahu soal ini, mendukung Ayah 100%. Wow! Murid Ayah yang juga kenal Ibok, ini menyuruh Ibok membalas surat dari Ayah. Tapi sebenarnya Ibok masih ragu, karena Ibok belum pernah bertemu Ayah sebelumnya. Ayah beruntung. Ibok akhirnya membalas surat perkenalan itu.
     Proses PDKT* pun terjadi. Ayah akhirnya datang ke rumah guru, tempat Ibok tinggal. Perkenalan pun terjadi dan benih-benih cinta mulai tumbuh. So sweat. Hanya berkelang beberapa bulan saja, Ayah akhirnya kemudian melamar Ibok. Benar apa kata orang dulu, namanya jodoh nggak akan lari kemana.14 Desember 1985 tepatnya, Ayah dan Ibok menikah di daerah Talang Rimbo, Curup.
Cinta itu dapat tumbuh di mana saja, kapan saja, dan untuk siapa saja.

Ibok Melahirkan Anak Pertama.
     Setelah proses pernikahan selesai di Curup. Ayah dan Ibok kembali ke Bengkulu Selatan. Ada kabar bahagia setelah 1,5 tahun tahun penantian. Akhirnya Ibok melahirkan anak pertama, tepatnya tanggal 22 Maret 1987, bernama Marissa Utami.
     Kemudian, hanya berkelang kira-kira 2 tahun, Ibok melahirkan lagi seorang bayi laki-laki bernama Hadiguna Setiawan tepatnya tanggal 18 Agustus 1989.
Ibok ingin melihat anak-anaknya sukses di kemudian hari.

Sekeluarga Menetap di Bengkulu
     Setelah melahirkan Ayuk dan Kakakku, Ibok dan Ayah kembali ke Bengkulu. Ibok pindah mengajar di SD Negeri 44 Bengkulu. Cukup jauh jaraknya dari rumah jika harus berjalan kaki. Sedangkan Ayah pindah mengajar ke SMP Kembang Seri Bengkulu.
     Di Bengkulu, mereka pada saat itu tinggal di rumah milik kakak Ibok. Di rumah ini, mereka tinggal bersama anak dari pemilik rumah (kakak Ibok) di Padang Harapan. Kakak Ibok sengaja menitipkan anaknya ke Ibok, karena beliau harus kembali lagi ke dusun untuk bekerja sedangkan anaknya harus melanjutkan sekolah di sekolah dasar di Bengkulu.
     Setelah selang beberapa tahun kepindahan dari Bengkulu Selatan. Di rumah inilah, aku pun lahir. Tanggal 18 November 1991 kata Ibok padaku. Selama tinggal di rumah itu, banyak sekali kenangan yang dapat aku ingat meskipun hanya 6 tahun aku disana. Selama 6 tahun itu, rupanya Ayah dan Ibok  juga tengah membangun sebuah rumah di kawasan Lingkar Timur.
     Tahun 1997, meski listrik belum terpasang dan perabotan rumah seadanya, kami akhirnya sekeluarga pindah ke rumah baru. Senang sekali rasanya. Aku juga membawa kucing peliharaan pindah ke rumah baru. Agak sulit membawanya karena saat diperjalanan, kucing ini sangat rewel dan mau kabur.
     Di rumah baru, kehidupan baru. Di rumah ini, tempat hingga sekarang aku menumpang teduh. Sedih senang bersama keluarga dilalui bersama. Banyak hal yang terjadi, tak bisa ku ceritakan semuanya. Hal yang paling ku ingat, beberapa kucing peliharanku mati secara tidak wajar. Ada yang ditabrak mobil, dan ada juga yang keracunan. Sedih rasanya mengingatnya. Di rumah ini juga, kena marah Ibok karena terlambat pulang dan bikin rusuh. Adikku yang paling kecil juga lahir di rumah ini. Beli mobil baru juga waktu di rumah ini, meskipun harus dijual kembali karena ada keperluan mendesak. Tapi kalo kata Ibok, lain kali kan bisa dibeli lagi jika ada rezeki. Ibok memang selalu begitu, walaupun dihadap masalah beratpun seakan-akan tidak ada masalah. Selalu senyum dan tertawa. Jarang sekali sedih ataupun menangis. Mungkin Ibok ingin menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa masalah itu bukan sumber kesedihan maupun alasan untuk menangis.

Ibok Senang Menjadi Guru.
     Sudah 26 tahun Ibok menjadi seorang guru. Kalo semua murid Ibok dikumpulkan, wah nggak kebayang sebanyak apa orangnya. Bagi Ibok, profesi seorang guru adalah sesuatu hal yang menyenangkan. Bertemu dengan anak-anak. Mengajari anak-anak belajar berhitung, menulis, dan membaca.
     Melalui profesi guru ini juga Ibok dapat membantu mencukupkan kebutuhan keluarga bersama Ayah. Aku dapat sekolah, kuliah semua dana berkat kerja keras Ayah dan Ibok.
     Menjadi seorang guru sekolah dasar sungguh-sungguh melatih kesabaran Ibok. Terlebih, beberapa tahun terakhir Ibok mendapat kelas mengajar di kelas yang muridnya super nakal.
     Beberapa orang menganggap dedikasi ilmu seorang guru SD tidaklah sebaik seorang professor di universitas. Memang aku akui secara potensi ilmu, professor jauh lebih unggul. Namun, dalam segi pemberian kasih sayang dan perhatian, Ibok jauh lebih unggul.
Ibok memang bukan mahasiswa cumlaude, atau seorang professor. Tapi, aku mendapatkan banya ilmu dalam segala bidang dari Ibok.

Peran Ibok dalam Keluarga.
     Ibok selalu mengajarkan dalam keluarga ini sebuah kedisiplinan dan keuletan. Tidak ada sesuatu yang “enak-enak” datang dengan tiba-tiba tanpa ada perjuangan. Selain menjadi seorang Ibu dan seorang istri bagi Ayah, Ibok juga bekerja untuk membantu Ayah mencari rezeki.
     Ibok tidak pernah mengeluh dalam bekerja dan selalu semangat untuk mengumpulkan rupiah. Mungkin Ibok sudah terlalu terhipnotis dengan rasa sayang kepada kami, anak-anaknya. Dan aku rasa kata-kata tak cukup untuk mewakili seberapa besar pengorbanan Ibok.

Pokoknyo Aku Sayang Nian Kek Ibok!

Antara Aku, Ibu, dan Allah (Sebuah Permohonan Maaf)
Cakap halus pada sesama..
Hati yang ikhlas menghadap masalah..
Optimis dalam bertindak..
Cinta kasih pada sesama..
Ogah-ogahan ketika itu menerima nasihat ibu itu..
Lantas?
Anak durhakakah aku di mata ibuku?
Tak tahu mengapa, tak pernah sekalipun ibu mengatakan aku anak durhaka..
Oh, bodohnya diriku.. tak menyadari banyak manfaat dari nasihat ibu..
Selama ini terperangkap dalam sebuah keegoan..

Untaian kasih sayang tak terkira..
Noktah-noktah cahaya terang jiwa..
Gulita dalam hati selalu senyap menghilang..
Untukku itu semua diberikan ibu lewat sikap dan tutur kata padaku..

Ambisiku menyeruah.. Aku harus bisa!
Gunakan waktuku bersama ibu sebaik-baiknya..
Nasihat dari ibu akan ku dengarkan..
Ego diri akan ku coba untuk diredam..
Semoga aku mampu!

Damai yang ku rasakan bila bersama Ibu..
Akhir ini rasanya tidak ingin ke temui..
Variasi peristiwa, senang dan sedih, bersama Ibu..
Opini sehebat apapun, tak akan mampu menghilangkan rasa sayang pada Ibu..
Namun, aku tahu tak ada yang kekal di bumi ini..
Ancang-ancang dari diri sendirilah yang menjadi sebuah kesiapan..
Rasa percaya kepada Allah, menjadikan sebuah kekuatan menghadapi aral kehidupan..

Ventilasi hati, penyejuk jiwa..
Engkau-lah itu, ya Allah..
Nasib-ku, waktu-ku bersama Ibu..
Engkau juga yang menentukan, ya Allah..
Rambut Ibu sekarang yang kian memutih..
Acap kali membuatku takut jika Ibu dibawa kembali menghadap-Mu..

Waktu memang belum keras menempa kepribadianku jauh lebih baik..
Emosi diri belum sepenuhnya dapat ku kuasai..
Lalai dalam beribadah..
Lelap dalam kesalahan dan terjebak dalam jurang dosa..
Cukup! Cukup! Itu harus menjadi masa lalu..
Oh, begitu banyak kesalahan ku selama ini..
Manusia, itulah sifat manusia, dan aku seorang manusia yang penuh dosa..
Maka aku mohon maaf, pada-Mu ya Allah, padamu oh Ibu, semoga ini belum terlambat..

***
Daftar Istilah :
Ayek abang : Air manis kayak es yang dibungkus, berwarna merah berbahan dari gula pasir dan diberi pewarna alami merah.
Kalangan : pasar ketika hari Minggu.
Nyambut : Membantu menjualkan barang/buah-buahan. dsb dan mendapatkan komisi dari barang yang dijual.
Telasan : Kain untuk menutup badan ketika sedang mandi.
Ngirik : Melepaskan butir padi dari tangkainya dengan menggunakan kaki, cara ini terakhir digunakan pada tahun 80-an.
Adas : Tikar yang dibuat dengan menggunakan serat tumbuhan yang tumbuh di sekitar sungai.
PDKT : Singkatan kata "pendekatan".

"Perjalanan Hidup Ibok, Menjadi Inspirasi-ku" diikutsertakan dalam "Lomba 1000 Kisah Tentang Ibu Persembahan UNGU dan Chocolatos"

4 komentar:

HIMATIF UNIB mengatakan...

pertamax.. ^^
keren,, Ibu memang selalu menginspirasi...

Raksaka Nala mengatakan...

tangguh dibalik setiap kelembutan sentuhan dan teduh matanya,
yang rela menyabung nyawa demi mengantar kita ke gerbang dunia,
Lalu rela menjadi kuda beban setelahnya sepanjang hidupnya
Ibu,
Ditelapak kakinya surga kita berada

danti mengatakan...

handrie,,baru lihat ada tulisanmu. Nulisnya ga pernah berhenti! Hebat!
Semangat han!

xavionjadda mengatakan...

New Slot Machines | Casino News | Dr.MD
Casino 춘천 출장마사지 News, reviews, promotions, phone number, 고양 출장안마 address, map and more - all legally 충주 출장마사지 purchased, legally gambled,  광명 출장마사지 Rating: 4.2 남원 출장마사지 · ‎Review by Dr.MD

Posting Komentar